Kunci untuk mengubah perekonomian dan memenuhi Tujuan Pembangunan Milenium dalam rangka mengakhiri kemiskinan pada tahun 2015, adalah bagaimana memastikan bahwa perdagangan menjadi bagian dari kebijakan pembangunan yang penting, dengan fokus kepada pemberdayaan perempuan dan usaha kecil menengah (UKM).
Sebuah perubahan sedang berlangsung di seluruh dunia. Berbagai entitas seperti badan usaha, pemerintah dan lembaga non-pemerintah (LSM) telah menyadari bahwa mereka harus mempersatukan kekuatan untuk mengatasi salah satu tantangan terbesar moral abad ini, yaitu mengakhiri kemiskinan.
Titik sentral dari tantangan ini adalah menciptakan kekayaan melalui sektor riil disertai perdagangan dalam maupun luar negeri.
Negara-negara berkembang memahami bahwa agar berbagai bisnis di negara mereka tumbuh, mereka harus bergeraklebih dari sekedar menghubungkan produsen dengan pembeli, atau hanya memasok biji kopi untuk industri agro dan memasok kerajinan tangan untuk wisatawan. Mereka perlu memberi tambahan nilai pada komoditi ekspor mereka, mencari peluang pasar baru dan menentukan strategi pemasaran serta branding yang akan membantu menciptakan jenis bisnis baru yang menguntungkan serta lapangan pekerjaan yang berkelanjutan.
Negara-negara berkembang harus mampu menolong dirinya sendiri untuk mengurangi kemiskinan dengan memanfaatkan berbagai kesempatan yang terkait dengan perdagangan global. Kita harus mengembangkan potensi dari usaha kecil dan menengah (UKM) kita, yang sesungguhnya sangat besar.
Pemerintah dan swasta perlu membantu UKM untuk mendapatkan akses ke infrastruktur informasi sehingga mereka memahami besarnya peluang pasar dan mampu membuat keputusan bisnis yang baik.
Tapi Pemerintah dan swasta saja tidak bisa membawa perubahan. Untuk mulai mengatasi kemiskinan, semua unsur dalam masyarakat, seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, LSM, masyarakat, lembaga keuangan, organisasi internasional dan dunia usaha, wajib bekerja sama dan saling bermitra.
Kami sendiri melihat hal di atas sejalan dengan visi dan misi kami sebagai sebuah Koperasi Jasa. Kami memiliki 2 (dua) buah program, yaitu program investasi di sektor keuangan dan perdagangan dan program investasi di sektor riil seperti paket investasi tanaman singkong (PINTAS) berikut bisnis turunannya seperti pengolahan Cassava Chips (2014), pabrik terigu (2015), pabrik gula (2016), dan Bio Ethanol (2017).
Mengingat permodalan koperasi relatif kecil, maka kami menawarkan Modal Penyertaan ke masyarakat yang ingin ikut dalam upaya bersama menciptakan kekayaan dan kesejahteraan sehingga dengan sendirinya akan terjadi pengurangan kemiskinan di lapisan bawah. Sejalan dengan ide di atas, maka program investasi di sektor keuangan dan perdagangan akan kami fokuskan kepada kaum perempuan sedangkan program PINTAS akan kami arahkan kepada UKM sebagai alat diversifikasi keuangan mereka.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.